Resume Pendidikan Anak di SD
MODUL 10
IMPLIKASI HAK ANAK DI SEKOLAH DASAR
KEGIATAN BELAJAR 1
IMPLIKASI PELAKSANAAN HAK ANAK PADA PEMBELAJARAN SD
Dengan
mengacu pada teori Bronfenbrenner, Myers (1995)
mengemukakan pandangannya dimana lingkungan belajar anak yang terdiri dari lingkungan
keluarga, lingkungan teman sebaya dan tetangga, dan masyarakat institusi.
a.
Pengertian kurikuler, kokulikuler,
dan extrakurikuler
Kurikuler
merupakan kegiatan yang berkaitan dengan dengan kurikulum. Kegiatan kokurikuler merupakan rangkaian
kegiatan kesiswaan yang berada dalam sekolah. Ekstrakurikuler adalah kegiatan
yang diselenggarakan diluar jam pelajaran yang tercantum dalam susunan program
sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah.
b.
Tujuan dilakukan kegiatan kurikuler,
kokulikuler, dan extrakurikuler
Kegiatan
ekstrakurikuler diselenggarakan agar anak dapat mengaitkan antara pengetahuan
yang diperoleh dalam program kurikuler
dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan.
c.
Pelaksanaan hak anak dalam kurikuler,
kokulikuler, dan extrakurikuler
Dalam
rencana strategis departemen pendidikan nasional 2005-2009 disebutkan mengenai
program penguatan kebijakan Depdiknas dengan rencana pembangunan jangka
menengah Bappenas. Rencana Bappenas mengenai wajib belajar 9 tahun.
Undang-undang
nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dan peraturan pemerintah nomor 25 tahun 2005
tentang rencana pembangunan jangkan menengah nasional.
Rencana
menunjang kegiatan kurikuler, kokulikuler, dan extrakurikuler dilakukan
sebagaimana dicantumkan dalam tujuan pembangunan pendidikan nasional jangka
menengah antara lain :
1.
Meningkatkan iman, taqwa dan ahlak
mulia
2.
Meningkatkan penguasaan iptek
3.
Meningkatkan sensitifitas dan
kemampuan ekspresi estetis
4.
Meningkatkan kualitas jasmani
5.
Meningkatkan pemerataan kemerataan
belajar pada semua jenis jenjang pendidikan
6.
Memperluas akses pendidikan nonformal
KEGIATAN BELAJAR 2
CONTOH-CONTOH PELANGGARAN HAK ANAK DI SEKOLAH DASAR
Di Indonesia
pelanggaran hak anak yaitu : mempekerjakan anak di sektor formal maupun
informal dan eksploitasi hak anak.
Rencana
pemerintah tampaknya mengacu pada data yang dihimpun dari direktorat pendidikan
nasional dan menengah diperoleh hal-hal berikut:
1.
Mutu pendidikan
Kondisi
pendidikan guru belum seluruhnya seperti yang diharapkan akan mempengaruhi
kualitas kerja mereka.
a.
Sarana dan prasarana yang terbatas
b.
Kondisi sekolah yang rusak
c.
Pendanaan pendidikan yang belum
memadai
d.
Pembelajaran yang belum efisien dan
efektif. Hal ini dapat terjadi karena kurangnya guru kreatif, kurangnya
dukungan dari pihak sekolah, mahalnya buku pelajaran sekolah.
e.
Pelaksanaan pendidikan ekslusif
f.
Adanya tindakan kekerasan terhadap
siswa
PERLINDUNGAN
ANAK DALAM PENDIDIKAN
Herlina
dkk 2003 penyelenggaraan perlindungan anak dalam pendidikan perlu dilakukan
dengan cara :
1.
Wajib belajar 9 tahun
2.
Anak yang menyandang cacat fisik
ataupun mental diberi kesempatan yang sama
MODUL
11
KONSEP DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING
DI SEKOLAH DASAR
KEGIATAN BELAJAR 1
HAKIKAT BIMBINGAN DAN KONSELING DI
SEKOLAH DASAR
a.
Latar belakang perlunya Bimbingan dan
Konseling di Sekolah Dasar
Rohman nata Wijaya (1987) mengemukakan 5 faktor yang
melatarbelakangi perlunya bimbingan dan konseling dalam proses pendidikan di
sekolah yaitu :
a. kesadaran akan perbedaan individual diantara
setiap manusia
b.
kesadaran akan perlunya sistem pelayanan kependidikan lainnya yang berpusat
pada anak
c.
kesadaran akan perlunya konsep demokrasi
d.
kesadaran akan permasalahan yang dihadapi oleh individu dalam kehidupan
bermasyarakat
b.
Pengertian Bimbingan dan Konseling di
Sekolah Dasar
Istilah bimbingan digunakan dalam konteks
pendidikan, pengajaran, kepemimpinan dan upaya-upaya yang berkaitan dengan
proses kemanusiaan terutama dengan proses mempengaruhi atau mengubah tingkah
laku. Konseling lebih bersifat hubungan antar luar pribadi yaitu antara seorang
konselor dan dengan yang diberi bantuan
c.
Anggapan-anggapan yang Keliru tentang
bimbingan dan konseling
Beberapa kekeliruan pemahaman tentang bimbingan :
1.
bimbingan diberikan kepada anak yang
bermasalah.
2.
Anggapan ini keliru karena bimbingan
di sekolah dasar harus diberikan kepada semua anak.
3.
bimbingan untuk semua anak
4.
Bimbingan bukan hanya diberikan
kepada anak yang nakal, aturan aturan yang disebut sebagai kasus melainkan anak
yang pintar.
5.
bimbingan diperuntukkan bagi siswa sekolah
lanjutan
6.
Anggapan ini keliru karena tidak
sesuai dengan prinsip bimbingan.
7.
bimbingan sama dengan nasehat
8.
Bimbingan tidak berarti pemberian
nasehat kepada seseorang.
9.
bimbingan adalah tugas para ahli
10. Anggapan
itupun keliru karena tidak semua kegiatan bimbingan dan konseling adalah tugas
para ahli bimbingan atau yang disebut guru pembimbing.
11. bimbingan
adalah obat mujarab untuk semua penyakit tingkah laku.
12. bimbingan
disamakan dengan konseling
d.
Tujuan-tujuan bimbingan dan konseling
di Sekolah Dasar
Tujuan akhir bimbingan dan konseling ditingkatan
pendidikan apapun adalah agar peserta didik mencapai tugas-ugas perkembangan
secara optimal dalam berbagai aspek sesuai tingkat perkembangan dan lingkungan
sosial budaya dimana dia hidup.
e.
Prinsip bimbingan di SD
Tiedeman, Dinckmeyer dan Dreikurs dalam Stones
(1983) memandang bahwa program bimbingan di SD perlu diarahkan pada
perkembangan kognitif dan afektif.
f.
Hakikat bimbingan dan konseling
Hakikat bimbingan dapat dipahami sebagai berikut:
1. bimbingan di SD merupakan suatu proses bantuan
yang kontinyu
2. bimbingan di SD merupakan proses membantu
individu
3. diberikan atas dasar pemahaman tentang
kebutuhan
4. bimbingan di SD bukan monopoli kegiatan suatu
profesi
5. bimbingan untuk semua siswa
6. fungsi bimbingan untuk memecahkan masalah atau
kesulitan yang dihadapi siswa
KEGIATAN BELAJAR 2
PERAN GURU DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SD
A.
Pentingnya bimbingan di SD
Proses
pendidikan di SD mengimplikasikan perlunya perubahan orientasi dalam beberapa
aspek sistemiknya terutama berkenaan dengan substansi kemampuan yang harus
dikembangkan proses pembelajaran dan bimbingan.
B.
Peran Guru dalam bimbingan dan
konseling di SD
Program
bimbingan di SD diarahkan pada pencapaian kecakapan siswa dalam pelaksanaan
seluruh tugas perkembangannya secara efektif.
Rochman
Natawidjaja (1984) salah seorang pakar terkemuka dalam bimbingan dan konseling
mengemukakan peran yang harus dikaksanakan oleh guru dalam keseluruhan program
bimbingan dan konseling dirumuskan kedalam 10 butir pernyataan:
1.
Mengidentifikasi
kebutuhan,minat,bakat,dan masalah tiap anak, terutama didalam kelas
2.
Mengidentifikasi gejala salah suai
pada diri anak dalam kegiatan di sekolah
3.
Memberi kemudahan bagi pertumbuhan
dan perkembangan anak di lingkungan sekolah
4.
Melaksanakan bimbingan kelompok baik
didalam maupun diluar kelas
5.
Melengkapi rencana yang telah
dirumuskan oleh anak bersama guru
6.
Melaksanakan pengajaran sesuai dengan
kebutuhan anak
7.
Mengumpulkan data dan informasi
tentang anak terutama dalam kegiatan belajarnya
8.
Melaksanakan kontak dengan
masyarakat, terutama pada orang tua atau wali anak
9.
Melaksanakan konseling terbatas
10. Memberikan
pelayanan rujukan
KEGIATAN BELAJAR 3
PERAN ORANG TUA DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SD
A.
Keterkaitan Antara Peran Orang Tua
dan Guru dalam bimbingan dan konseling
Peran orang
tua dalam bimbingan tidak dapat dilepaskan dari peran guru karena peran
keduanya dalam hal bimbingan merupakan peran yang bersifat kolaboratif.
B.
Perwujudan peran orang tua dalam
bimbingan dan konseling
Bentuk
perwujudan peran yang diharapkan dari orang tua dalam pelaksanaan bimbingan dan
konseling di SD di satu pihak akan sangat bergantung pada faktor pengetahuan
dan kesadaran akan pendidikan anak, dipihak lain bergantung juga pada inisiatif
sekolah serta dukungan kedua belah pihak.
Hasil
penelitian juga mendukung tentang bentuk-bentuk peran yang diharapkan oleh
orang tua siswa dalam rangka pelaksanaan pendidikan sekolah pada umumnya dan
bimbingan konseling antara lain sebagai berikut :
1.
Mengadakan konsultasi
2.
Memberi balikan
3.
Menjadi sumber belajar
4.
Berupaya memenuhi perlengkapan
belajar
5.
Menerima dan menghargai
individualitas anak
6.
Memperlakukan anak sesuai norma
sosial
7.
Membantu warga masyarakat
MODUL 12
PROSEDUR PENGELOLAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SD
KEGIATAN BELAJAR 1
JENIS-JENIS PERANGKAT BIMBINGAN DAN KONSELING DI SD
A.
Perangkat pengumpul data
Karena
keterbatasan ruang akan dikemukakan beberapa perangkat bimbingan yang dipandang
sangat penting:
1.
Pedoman Observasi
Pengumpulan data dengan observasi dapat dilakukan
dengan catatan anekdot, daftar cek dan skala penilaian
2.
Pedoman wawancara
Wawancara merupakan cara memahami atau
mendapatkan data tentang siswa melalui pembicaraan secara tatap muka.
Contoh pedoman wawancara masalah, tujuan umum,
tujuan khusus, identitas subjek dan tempat wawancara, pertanyaan-pertanyaan
pokok, hasil wawancara, dan catatan rekomendasi.
3.
Angket atau daftar isian
4.
Angket sosiometri
B.
Perangkat Penyimpan Data
Data
tentang siswa harus dihimpun melalui data tentang kondisi fisik, karakteristik
psikis, seperti bakat, minat, kebiasaan, perkembangan dan riwayat hidup,
kondisi keluarga, dan prestasi pelajar.
C.
Perangkat informasi
Perangkat
informasi dalam hal ini merujuk pada mediah, alat perlengkapan yang diperlukan.
D.
Perangkat Teknis Administrasi
Perangkat
Teknis Administrasi berkenaan dengan blanko-blanko tertentu, buku catatan
kegiatan bimbingan harian, program bimbingan dan konseling, beserta agenda dan
format lainnya.
KEGIATAN BELAJAR 2
PERENCANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SD
A.
Arti Penting Perencanaan Program
Bimbingan
Perencanaan
dapat dipandang sebagai suatu upaya untuk mempersiapkan sesuatu kegiatan agar
kegiatan tersebut dapat dilakasanakan secara efektif dan efisien
B.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
perencanaan program bimbingan:
1.
Tujuan pendidikan dan karakteristik
SD
Tujuan pendidikan di SD adalah memberikan bekal
kemampuan dasar baca tulis hitung, pengetahuan, dan keterampilan dasar.
2.
Kebutuhan dan Karakteristik siswa SD
C.
Ciri-ciri Program bimbingan yang baik
di SD
Program
bimbingan yang baik, yaitu program yang apabila dilaksanakan akan efisien dan
efektif memiliki ciri-ciri :
1.
Program itu disusun dan dikembangkan
berdasarkan kebutuhan nyata dari para siswa sekolah yang bersangkutan.
2.
Kegiatan bimbingan diatur menurut
skala prioritas yang juga ditentukan berdasarkan kebutuhan siswa dan kemampuan
petugas.
3.
Program itu dikembangkan
berangsur-angsur dengan melibatkan semua tenaga pendidikan di sekolah dalam
merencanakannya.
4.
Program itu memiliki tujuan yang ideal,
tetapi realistik dalam pelaksanaannya.
5.
Program itu mencerminkan komunikasi
yang berkesinambungan diantara semua anggota staf pelaksanaannya.
6.
Menyediakan fasilitas yang
diperlukan.
7.
Penyusunan disesuaikan dengan program
pendidikan dilingkungan sekolah yang bersangkutan.
8.
Memberikan kemungkinan pelayanan
kepada semua siswa sekolah yang bersangkutan.
9.
Memperlihatkan peranan yang penting
dalam menghubungkan dan memadukan sekolah dengan masyarakat.
10. Berlangsung
sejalan dengan proses penilaian diri, baik mengenai program itu sendiri maupun
kemajuan dari siswa yang dibimbing, serta mengenai kemajuan pengetahuan
keterampilan dan sikap para petugas pelaksanaannya.
11. Program
itu menjamin keseimbangan dan kesinambungan pelayanan bimbingan.
D.
Model perencanaan Program Bimbingan
di SD
1.
Karakteristik Model
Program bimbingan dan konseling komprehensif adalah suatu model pengembangan
program yan gdifokuskan pada penciptaan lingkungan yang kondusif bagi siswa
untuk dapat mengembangkan kebutuhan, kekuatan, minat dan isu-isu yang berkaitan
dengan berbagai tahap perkembangan siswa.
2.
Struktur Program
Sturktur program model komprehensif mencakup
empat komponen program, yaitu (1) layanan dasar, (2) layanan responsif, (3)
layanan perencanaan individual dan (4) layanan dukungan sistem.
3.
Distribusi Program
Untuk siswa Sekolah Dasar, distribusi keempat
aspek layanan tersebut adalah (1) layanan dasar sekitar 50%, (2) layanan
responsif sekitar 25%, (3) layanan perencanaan individual sekitar 25%.
4.
Rumusan Tujuan Program
5.
Komponen Program
0 Response to "Resume Pendidikan Anak di SD"
Posting Komentar