Ketahanan Nasional dalam Era Globalisasi
Ketahanan Nasional dalam Era Globalisasi
Kehidupan bangsa Indonesia di Era Globalisasi, di
tandai oleh era perdagangan bebas, dimana produk dari suatu negara dengan
bebas dapat masuk dan di perjualbelikan di negara lain. Kenyataan itu tentu
menimbulkan tantangan bagi semua negara untuk mampu bersaing dalam meningkatkan
kualitas produk industrinya, bangsa Indonesia juga tidak terlepas dari
tantangan itu. Ditengah-tengah usaha itu untuk memperbaiki perekonomian, bangsa
Indonesia juga ditantang untuk berjuang menempatkan bangsa Indonesia sederajat
dengan bangsa lain. Oleh karena itu kita sebagai warga negara Indonesia yang
baik tentu memiliki rasa bangga terhadap produk dalam negeri. Kita harus sadar
dan bangga bahwa produksi dalam negeri tidak kalah dengan produksi luar negeri.
Di era globalisasi ini persaingan begitu ketat dan
tajam pada semua aspek kehidupan. Dibidang ideologi, kehancuran komunisme di
Eropa Timur memungkinkan liberalisme – kapitalisme mendominasi dunia. Di bidang
politik, pengaruh negara-negara besar sulit di elakan. Dibidang ekonomi,
perdagangan bebas menyebabkan produksi lokal terpental. Di bidang sosial
budaya, pola hidup dan budaya hedonistic (maunya enak, senang saja) mewarnai
semua lapisan dan lingkungan masyarakat. Sedangkan dibidang pertahanan dan
keamanan penguasaan teknologi persenjataan bukan lagi jaminan keamanan melainkan
cenderung sebagai ancaman.
Dalam kondisi seperti itu, maka hanya orang,
masyarakat bangsa dan negara yang memiliki kualitas sajalah yang berpeluang
memenangkan persaingan tersebut dan kunci untuk mencapai itu adalah sumber daya
manusia yang berkualitas dan di dukung oleh teguhnya pendirian, loyal pada
bangsa dan negara. Terikat pada tekad, cinta pada tugas, dan semua itu
dilakukan sebagai wujud cinta pada tanah air.
Upaya Pemerintah menghadapi Era Globalisasi dan
perkembangan IPTEK
Dalam menghadapi globalisasi dan perkembangan IPTEK,
pemerintah menetapkan beberapa kebijakan seperti termuat dalam GBHN sebagai
berikut :
Bidang Ekonomi
Kebijakan bidang ekonomi dalam upaya menghadapi
tantangan globalisasi disebutkan sebagai berikut :
- Mengembangkan
perekonomian yang berorientasi global sesuai kemajuan teknologi dengan
membangun keunggulan kompetitif berdasarkan keunggulan komparatif sebagai
negara maritim dan agraris sesuai kompetensi dan produk unggulan di setiap
daerah terutama pertanian dalam arti luas, kehutanan, kelautan,
pertambangan, pariwisata, serta industri kecil serta kerajinan rakyat.
- Mengembangkan
kebijakan industri, perdagangan dan investasi dalam rangka meningkatkan
Persaingan global dengan membuka aksesibilitas yang sama terhadap
kesempatan kerja dan berusaha bagi segenap rakyat, dan seluruh daerah
melalui keunggulan kompetitif terutama berbasis keunggulan sumber daya
manusia dengan menghapus segala bentuk perlakuan diskriminatif dan
hambatan.
Bidang Politik
Kebijakan bidang politik dalam upaya menghadapi
tantangan globalisasi disebutkan sebagai berikut :
- Menegaskan
arah politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif dan berorientasi pada
kepentingan nasional, menitikberatkan pada solidaritas antar negara
berkembang mendukung perjuangan kemerdekaan bangsa-bangsa, menolak
penjajahan dalam segala bentuk, serta kerja sama internasional bagi
kesejahteraan rakyat.
- Meningkatkan
kesiapan Indonesia dalam segala bidang untuk menghadapi perdagangan bebas,
terutama dalam menyongsong pemberlakuan AFTA, AFEC dan WTO.
- Memperkuat
kelembagaan, sumber daya manusia, sarana dan prasarana penerangan
khususnya di luar negeri dalam rangka memperjuangkan kepentingan Nasional
di Forum Internasional.
Bidang Agama
Kebijakan bidang Agama dalam upaya menghadapi
tantangan globalisasi disebutkan sebagai berikut :
- Meningkatkan
kualitas pendidikan agama melalui penyempurnaan sistem pendidikan agama,
sehingga lebih terpadu dan integral dengan sistem pendidikan nasional
dengan didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai.
- Meningkatkan
peran dan fungsi lembaga-lembaga keagamaan dalam ikut mengatasi dampak
perubahan yang terjadi dalam semua aspek kehidupan untuk memperkokoh jati
diri dan kepribadian bangsa, serta memperkuat kerukunan hidup
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Bidang Pendidikan
Kebijakan bidang Pendidikan dalam upaya menghadapi
tantangan globalisasi dan perkembangan IPTEK antara lain :
- Meningkatkan
kemampuan akademik dan kesejahteraan tenaga kependidikan sebagai tenaga
kependidikan sebagai tenaga pendidikan mampu berfungsi secara optimal
terutama dalam peningkatan pendidikan watak dan budi pekerti agar dapat
mengembalikan wibawa lembaga dan tenaga pendidikan.
- Meningkatkan
kualitas lembaga pendidikan yang diselenggarakan baik oleh masyarakat
maupun pemerintah untuk memantapkan sistem pendidikan yang efektif dan
efisien dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni.
Bidang Sosial Budaya
Kebijakan bidang sosial budaya dalam upaya menghadapi
tantangan globalisasi dan perkembangan IPTEK sebagai berikut :
- Mengembangkan
dan membina kebudayaan Nasional bangsa Indonesia yang bersumber dari
warisan budaya leluhur bangsa, budaya nasional yang mengandung nilai-nilai
universal, termasuk kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam rangka
mendukung terpeliharanya kerukunan hidup bermasyarakat dan berbangsa dan
bernegara.
- Memberantas
secara sistematis perdagangan dan penyalahgunaan narkotika dan obat-obat
terlarang dengan memberikan sanksi yang seberat-beratnya kepada produsen,
pengedar dan pemakai.
- Melindungi
segenap generasi muda dari bahaya destruktif, terutama bahaya
penyalahgunaan narkotika, obat-obatan terlarang dan narkotika lainnya
melalui gerakan pemberantasan dan peningkatan kesadaran masyarakat akan
bahaya penyalahgunaan narkotika.
Membangun Masyarakat Indonesia Modern Sesuai Budaya
Bangsa
Kemerdekaan memberikan kesempatan kepada bangsa kita
untuk mewujudkan cita-citanya, yaitu membangun manusia Indonesia seutuhnya.
Dengan berpedoman pada Pancasila, bangsa Indonesia membangun masyarakat
Indonesia modern sesuai budaya bangsa.
Terwujudnya masyarakat Indonesia yang damai,
demokratis, berkeadilan, berdaya asing, maju dan sejahtera, dalam wadah negara
kesatuan Republik Indonesia yang didukung oleh manusia Indonesia yang sehat,
mandiri, beriman, Bertakwa, cinta tanah air, berkesadaran hukum dan lingkungan,
menguasai IPTEK serta berdisiplin.
Dalam visi GBHN 1999 menunjukkan bahwa nilai-nilai
kemanusiaan menjadi ukuran segala upaya pemodernan masyarakat. Keberhasilan
pembangunan senantiasa harus dinilai berdasarkan kenyataan sejauh mana proses
dan juga hasil-hasil pembangunan telah mengangkat martabat manusia Indonesia.
Martabat manusia hendaklah menjadi ukuran terhadap keberhasilan gerak
pembangunan, namun ironisnya kadang-kadang atas nama modernitas pembangunan
tidak jarang justru diwarnai dengan tindakan-tindakan yang tidak memanusiakan
manusia, misalnya :
- Perlakuan
sewenang-wenang terhadap buruh dan rakyat kecil
- Penggusuran
permukiman penduduk secara paksa demi mendirikan bangunan prestisius.
- Tindak
kekerasan
- Pencemaran
lingkungan
- Penyelewengan
pemanfaatan teknologi
- Upaya
mendorong masyarakat bersikap materialistik dan hedonistic melalui
berbagai iklim
Itulah kenyataan yang sebenarnya, terwujudnya
masyarakat Indonesia yang modern dan manusiawi harus terus diperjuangkan.
Dengan berbekal kemampuan IPTEK yang tangguh serta wawasan kemanusiaan yang
luas kita siap menapaki era globalisasi dan kemajuan IPTEK menuju masyarakat
Indonesia yang manusiawi.
Kehidupan yang Diharapkan dalam Pembangunan di Era
Globalisasi
Kehidupan yang diharapkan dalam Era Globalisasi
Ketika pembangunan kita memasuki era globalisasi
diperkirakan kita hidup dalam suasana penuh persaingan, perdagangan bebas, dan
hubungan antar bangsa yang semakin terbuka. Untuk itu diperlukan persiapan yang
matang dan memadai. Dengan demikian, gambaran kehidupan yang sesuai dengan era
itu antara lain sebagai berikut :
- Kualitas
sumberdaya manusia yang tinggi, antara lain tercermin dari kemampuan
profesionalismenya untuk memenuhi kebutuhan pembangunan.
- Semakin
handalnya sumber pembiayaan pembangunan yang berasal dari dalam negeri
yang berarti semakin kecil ketergantungan pada sumber pembiayaan dari luar
negeri.
- Kemampuan
untuk memenuhi sendiri kebutuhan yang paling pokok agar tidak menimbulkan
berbagai keraguan.
- Ketahanan
ekonomi yang tangguh dan memiliki daya saing tinggi.
- Etos
kerja dan disiplin masyarakat yang tinggi.
Selain itu, perlu diperhatikan juga situasi
internasional. Baik situasi politik, ekonomi, maupun keamanan. Karena hal itu
akan dapat mempengaruhi perkembangan kehidupan kita baik langsung ataupun tidak
langsung. Dan pada akhirnya akan dapat mengganggu tercapainya sasaran
pembangunan nasional.
Tatanan Kehidupan Abad Teknologi Canggih yang
Berdasarkan Pancasila
Sekarang ini ilmu pengetahuan dan teknologi telah
berkembang begitu cepat dan canggih hal itu memacu adanya perubahan di berbagai
aspek kehidupan. Perubahan yang di sebabkan oleh masuknya teknologi modern,
dirasakan sebagai suatu hal yang sangat cepat dan mendesak. Indonesia sebagai
negara berkembang sangat merasakan hal itu, dengan demikian. Indonesia harus
melakukan alih teknologi untuk mempertahankan kehidupannya di tengah pergaulan
dengan negara lain.
Proses alih teknologi itu bukan hanya langsung meniru
dan menerapkan hasil budaya bangsa asing. Akan tetapi bangsa Indonesia harus
bersikap terbuka dengan masuknya hasil budaya bangsa asing tersebut. Karena
apabila, tidak bersikap terbuka, berarti bangsa Indonesia menutup diri dengan
segala kemajuan yang terjadi, dan dikhawatirkan bangsa Indonesia akan
ketinggalan dengan bangsa/ negara lain. Tentu saja, hal itu tidak kita
harapkan. Namun perlu di ingat dengan adanya proses alih teknologi, kita harus
menyiapkan segala kondisi fisik alamiah maupun sosial. Hal itu dimaksudkan agar
kita tidak kehilangan kepribadian bangsa. Kita sebagai bangsa Indonesia patut
bersyukur karena mempunyai landasan kepribadian yang cukup kuat, yaitu
Pancasila.
Pentinya Pemantapan Rasa Kebangsaan dan Kebanggaan
Nasional Terhadap Kreasi dan Produksi dalam Negeri
Dengan belajar dari pengalaman bangsa lain, bangsa
Indonesia sejak dahulu telah mempunyai semangat kebangsaan dan kebanggaan
nasional yang tinggi. Namun untuk sekarang ini lebih dikembangkan lagi dengan
apa yang kemudian dikenal wawasan kebangsaan. Inti dari konsep itu adalah
loyalitas warga negara terhadap bangsa dan negaranya. Bentuk loyalitas itu
antara lain sebagai berikut :
- Mengaku
sebagai warga negara Indonesia. Hal itu berarti mempunyai suatu kesadaran
untuk mengakui sebagai pendukung cita-cita dan tujuan yang menjadi jati
diri bangsa Indonesia.
- Bangga
sebagai bangsa Indonesia. Dengan memiliki rasa bangga, maka akan timbul
rasa cinta yang kemudian akan rela berkorban demi kepentingan bangsa.
- Mempunyai
rasa solidaritas sosial yang tinggi kita sebagai manusia tidak dapat hidup
sendiri. Oleh karena itu, kita harus mempunyai rasa solidaritas sosial
yang tinggi. Sikap dan perilaku tersebut dapat diwujudkan dengan bekerja
sama dan tolong menolong terhadap orang lain.
Pengaruh Era Globalisasi dan Kemajuan Iptek dalam Penegakan
Nilai-Nilai Kemanusiaan
Pengaruh Era Globalisasi dan Kemajuan IPTEK
Di era globalisasi ini, ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK) menjadi faktor yang sangat mempengaruhi kehidupan IPTEK menjadi faktor
penentu keberadaan dan kemajuan masyarakat. Kecenderungan ke arah globalisasi
dan pemanfaatan IPTEK akan terlindas oleh kemajuan bangsa-bangsa lain.
Berkat kemajuan IPTEK, kini kita begitu mudah
berkomunikasi dan berinteraksi dengan masyarakat dunia. Terjadinya proses
akulturasi dan pengaruh nilai-nilai kebudayaan antar bangsa secara langsung
ataupun tidak langsung dapat mempengaruhi nilai, tata hidup, gaya hidup, sikap
hidup, maupun pikiran kita. Untuk itu diperlukan sikap bijaksana, yaitu
kesediaan untuk membuka diri terhadap tuntutan zaman, sekaligus waspada
terhadap nilai-nilai sosial budaya dari luar. Hanya nilai-nilai yang sesuai
dengan kepribadian kita yang kita serap.
Dengan meningkatnya hubungan antar bangsa di dunia,
maka pengaruh tata nilai dan budaya luar akan makin tinggi pula masuk ke Indonesia.
Akibatnya kalau kita tidak mempunyai ketahanan mental, ideologi, dan
kewaspadaan kita dapat menjadi korban globalisasi dan pergaulan antar bangsa.
Sadar akan besarnya bahaya yang akan mengancam moralitas bangsa, pemerintah
mengambil langkah-langkah guna mempertahankan kepribadian bangsa Indonesia
kepribadian yang dimaksud adalah kepribadian yang berakar dan bersejarah dan
kebudayaan Indonesia. Yaitu kebudayaan yang menghargai keserasian dan
keselarasan sebagai nilai esensial.
Nilai-Nilai yang Dapat Merusak Kepribadian Bangsa
Adapun beberapa nilai-nilai yang tidak sesuai atau
lebih – lebih yang dapat merusak kepribadian bangsa yang harus kita tolak,
misalnya :
- Sekularisme,
yaitu paham atau pandangan falsafah yang berpendirian bahwa moralitas
tidak perlu didasarkan pada ajaran agama.
- Individualisme,
yaitu sikap yang mementingkan kepentingan sendiri
- Hedonisme,
yaitu paham yang melihat bahwa kesenangan atau kenikmatan menjadi tujuan
hidup dan tindakan manusia
- Materialisme,
yaitu sikap yang selalu mengutamakan dan mengukur segala sesuatu
berdasarkan materi. Hubungan batiniah tidak lagi menjadi bahan
pertimbangan dalam hubungan antar manusia
- Ekstremisme,
yaitu pikiran atau tindakan seseorang yang melampaui batas kebiasaan /
norma-norma yang ada dan berlaku di suatu tempat
- Chauvinisme,
yaitu paham yang mengagung-agungkan bangsa sendiri dan merendahkan bangsa
lain
- Elitisme,
yaitu sikap yang cenderung bergaya hidup berbeda dengan rakyat kebanyakan
- Konsumenisme,
yaitu paham atau gaya hidup menganggap barang-barang sebagai ukuran
kebahagiaan dan kesenangan
- Diskriminatif,
yaitu sifat seseorang yang suka membeda-bedakan antar yang satu dengan
lainnya
- Glamoristik,
yaitu sikap atau gaya hidup suka menonjolkan kemewahan
Asas – Asas Ketahanan Nasional dan Sifat Ketahanan
Nasional
Asas-Asas Ketahanan Nasional
Asas Ketahanan Nasional Indonesia adalah tata laku
berdasarkan nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, dan Wawasan Nusantara yang terdiri
dari :
- Asas
Kesejahteraan dan Keamanan. Kesejahteraan dan keamanan dapat dibedakan tetapi
tidak dapat dipisahkan dan merupakan kebutuhan manusia yang mendasar dan
esensial. Kesejahteraan dan Keamanan merupakan asas dalam sistem kehidupan
nasional tidak akan dapat berlangsung, kesejahteraan dan keamanan
merupakan nilai intrinsik yang ada pada sistem kehidupan nasional itu
sendiri, kesejahteraan dan keamanan harus selalu berdampingan pada kondisi
apapun.
- Asas
Komprehensif Integral atau menyeluruh Terpadu. Sistem kehidupan nasional
mencakup segenap aspek kehidupan bangsa secara utuh, menyeluruh dan
terpadu (komprehensif integral) dalam bentuk perwujudan persatuan dan
perpaduan yang seimbang, serasi dan selaras dari seluruh aspek kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
- Asas
Mawas Kedalam dan Mawas Keluar. Sistem kehidupan nasional merupakan
perpaduan segenap aspek kehidupan bangsa yang saling berinteraksi termasuk
dengan lingkungannya. Dalam proses interaksi tersebut, dapat timbul
berbagai dampak, baik yang sifatnya positif maupun negatif untuk itu
diperlukan sikap : Mawas ke Dalam, yang bertujuan menumbuhkan
hakikat, sifat, dan kondisi kehidupan nasional, berdasarkan nilai-nilai
kemandirian yang proporsional untuk meningkatkan kualitas dan derajat
bangsa yang ulet dan tangguh. Dalam hal ini ketahanan nasional bukan
berarti mengandung sikap isolasi atau nasionalisme sempit. Mawas ke
Luar, yang bertujuan untuk dapat mengantisipasi dan berperan serta
mengatasi dampak lingkungan strategis luar negeri dan menerima kenyataan
adanya interaksi dan ketergantungan dengan dunia internasional. Kehidupan
nasional harus mampu mengembangkan kekuatan nasional untuk memberikan
dampak keluar dalam bentuk daya tangkal dan daya tawas. Interaksi dengan
pihak lain diutamakan dalam bentuk kerjasama yang saling menguntungkan.
- Asas
Kekeluargaan. Asas kekeluargaan mengandung keadilan, kearifan,
kebersamaan, kesamaan, gotong royong, tenggang rasa dan tanggung jawab
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam asas ini
diakui adanya perbedaan tersebut harus dikembangkan secara serasi dalam
hubungan kemitraan agar tidak berkembang menjadi konflik yang bersifat
saling menghancurkan.
Sifat Ketahanan Nasional
Ketahanan Nasional memiliki sifat yang terbentuk dari
nilai –nilai yang terkandung dalam landasan dan asas-asasnya, yaitu :
- Mandiri.
Ketahanan Nasional percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri serta pada
keuletan dan ketangguhan, yang mengandung prinsip tidak mudah menyerah,
dengan tumpuan pada identitas, integritas, dan kepribadian bangsa.
Kemandirian (independency) ini merupakan prasyarat untuk menjalin
kerjasama yang saling menguntungkan dalam perkembangan global
(independency).
- Dinamis.
Ketahanan Nasional tidak tetap, namun dapat meningkat atau menurun
tergantung pada situasi dan kondisi bangsa dan negara serta kondisi
lingkungan strategisnya. Karena itu upaya peningkatan Ketahanan Nasional
harus senantiasa diorientasikan ke masa depan dan dinamikanya diarahkan
untuk mencapai kondisi kehidupan nasional yang lebih baik.
- Wibawa.
Keberhasilan pembinaan Ketahanan Nasional yang berlanjut dan berkesinambungan
akan meningkatkan kemampuan dan kekuatan bangsa, yang menjadi faktor yang
diperhitungkan oleh pihak lain. Makin tinggi tingkat ketahanan nasional
Indonesia. Makin tinggi nilai kewibawaan nasional yang berarti makin
tinggi pula tingkat daya tangkal yang dimiliki oleh bangsa dan negara
Indonesia.
- Konsultasi
dan Kerjasama. Ketahanan Nasional Indonesia tidak mengutamakan sikap
konfrontatif dan antagonistis, tidak mengandalkan kekuasaan dan kekuatan
fisik, tetapi lebih mengutamakan sikap konsultatif, kerjasama, serta
saling menghargai dengan mengandalkan kekuatan moral dan kepribadian
bangsa
Faktor Pendukung dan Penghambat Pencapaian Tujuan
Pembangunan di Era Globalisasi
Kita perlu bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan kondisi yang baik kepada kita bersama. Kondisi itu merupakan
potensi yang sangat mendukung kelancaran dan keberhasilan pembangunan Nasional,
yang sekarang memasuki Era Globalisasi.
Adapun potensi yang mendukung tercapainya pembangunan
di era globalisasi antara lain sebagai berikut :
- Suasana
Keterbukaan. Bangsa Indonesia tidak menutup diri dari segala sesuatu yang
berasal dari luar, baik dalam bentuk kemajuan IPTEK maupun berbagai pola
hidup, pola pikir, dan berbagai konsep hidup untuk suatu pembaharuan.
Namun hal itu tidak bertentangan dengan nilai luhur Pancasila.
- Penghargaan
Terhadap Hasil Karya Seseorang. Seseorang akan terdorong untuk bertanya
dan mencipta apabila hasil karyanya di hargai oleh orang lain atau
Pemerintah. Penghargaan membuat seseorang menjadi lebih kreatif.
Karya-karya dalam berbagai bidang, khususnya IPTEK akan lahir dalam bentuk
penemuan baru. Hal itu akan menguntungkan bagi kemajuan hidup kita,
sehingga tidak selamanya kita harus mengimpor barang yang kita butuhkan
dari luar negeri.
- Sistem
Mobilitas Sosial terbuka. Berdasarkan pasal 27 ayat (1) dan (2) UUD 1945
dapat disimpulkan bahwa negara kita menganut sistem mobilitas sosial
terbuka. Artinya setiap warga negara boleh mengubah status dan kedudukan
sosialnya dari status rendah ke status yang lebih tinggi. Hal ini sejalan
dengan ciri masyarakat modern. Setiap orang tidak dihambat untuk
meningkatkan derajat dan kualitas hidupnya. Orang tidak perlu merasa
khawatir untuk mencapai kemajuan, meskipun mereka berasal dari kalangan
rakyat jelata, suku, agama atau golongan minoritas. Kondisi itu akan
mendorong seseorang untuk bekerja keras, berusaha meningkatkan kualitas
dirinya yang akan sangat mendukung kemajuan bangsa Indonesia.
- Tingkat
Pendidikan Masyarakat yang Semakin Maju. Semakin banyak rakyat yang berpendidikan
atau berkualitas akan sangat mendukung tercapainya proses lepas landas,
karena kebutuhan tenaga ahli atau terampil dapat terpenuhi dengan
sendirinya, tidak harus mendatangkan dari luar negeri yang biayanya sangat
mahal. Selain itu masyarakat yang berpendidikan akan mudah menerima
pembaharuan.
Perlu di ketahui, selain terdapat beberapa faktor
pendukung dalam melaksanakan pembangunan. Khususnya memasuki era globalisasi
terdapat beberapa penghambat sebagai berikut :
- Suasana
Ketertutupan. Meskipun sebagian besar masyarakat kita sudah terbuka, ada
juga sebagian yang masih bersifat tertutup. Hal ini akan sangat menghambat
kemajuan kita.
- Budaya
Ketergantungan Kepada Pemerintah. Salah satu ciri negara modern adalah
rakyatnya bersifat mandiri dengan berbagai kreativitas untuk menciptakan
sesuatu, sepanjang tidak melanggar undang-undang yang berlaku. Rakyat yang
bersifat pesimis akan selalu menyerahkan segalanya kepada
pemerintah, tanpa ada partisipasi dan kemauan untuk memajukan
masyarakatnya akhirnya mereka menjadi masyarakat yang masa bodoh, sehingga
sulit dibawa ke arah kemajuan.
- Berbagai
Sikap mental yang Jelek. Sikap mental yang jelek yang memperlemah kita
sebagai pelopor pembangunan harus ditinggalkan, sebagai berikut :
Sikap main potong kompas, yaitu mencapai sesuatu dengan
berbagai cara tanpa mempedulikan cara tersebut dibenarkan atau tidak di
benarkan oleh undang-undang.
Sikap mengandalkan orang lain, yaitu mendapatkan sesuatu dengan
mengandalkan orang lain yang dianggap mempunyai kekuasaan, kelebihan dan
jabatan sehingga tidak mau berusaha karena merasa memiliki perisai buat yang
dapat diharapkan setiap waktu.
Sikap menggampangkan dan melihat sesuatu dari segi
kemudahannya saja, sehingga
membuat orang tidak teliti dan tidak sabar.
Etos kerja yang masih rendah
Adanya korupsi, kolusi dan kebocoran keuangan negara.
0 Response to "Ketahanan Nasional dalam Era Globalisasi"
Posting Komentar