Mengenali Kesulitan Belajar pada Anak
Mengenali Kesulitan
Belajar pada Anak
Perkembangan
Bahasa yang Lambat
Anak-anak
dengan kesulitan belajar pada umumnya memiliki riwayat perkembangan bahasa dan
berbicara yang lebih lambat dibanding anak seusianya. Kosa kata yang
dimilikinya cenderung terbatas dan lebih sedikit dibanding anak sebayanya,
sehingga sering mengalami kesulitan bahkan kurang tepat dalam mengekspresikan
apa yang diinginkannya. Tidak jarang mereka juga mengalami kesulitan dalam
memahami instruksi yang paling sederhana sekalipun, ataupun memahami beberapa
perintah yang diberikan sekaligus.
Rendahnya
Koordinasi Motorik
Ada beberapa
indikasi ketidakterampilan motorik kasar seperti canggung dalam melompat, mudah
jatuh ketika berlari maupun tidak bisa memanjat, dll. Juga ketidakterampilan
dalam koordinasi motorik halusnya seperti mengalami kesulitan dalam mengikat
tali sepatu, memasukkan kancing baju, kurang terampil dalam menggunakan gunting
maupun pensil, dll. Demikian pula dalam mengikuti dan mengenali arah.
Gangguan
Pemusatan Perhatian
Rendahnya
pemusatan perhatian anak sering nampak dengan mudahnya anak beralih pada satu
kegiatan satu ke kegiatan lainnya, sukar menyelesaikan tugas yang sederhana
sekalipun karena rentang perhatiannya yang pendek, membutuhkan banyak perhatian
dan dukungan dari lingkungan untuk penyelesaian tugas-tugasnya.
Kontrol dan
pengorganisasian diri yang buruk sering membuat mereka nampak kurang sabaran
(impulsif), mau menangnya sendiri, semau gue dan sulit mengikuti aturan maupun
rutinitas, sehingga nampak tidak mampu bertanggung jawab dibanding anak-anak
sebayanya.
Usia Sekolah
Pada usia
sekolah gambaran kesulitan sekolah ini semakin nyata. Gambaran yang tampak
dapat dikelompokkan pada beberapa ciri:
Kekurangan
persepsi visual. Kekurangan pada bagian ini dapat dikenali karena anak nampak
bermasalah untuk mempelajari abjad dan sering terbalik melihat huruf-huruf
tertentu seperti b/d, p/q, m/w maupun angka seperti 2, 3, 4, 5, 7, 9. Konsep
membaca, mengeja, dikte dan menghitung mereka nampak lebih lambat dibading anak
lain. Ketika diajar membaca mereka cepat bosan, sering menguap dan mengatakan
matanya perih untuk melihat huruf.
Kekurangan
persepsi visual motor. Lambatnya anak menyalin tulisan dari papan tulis ke
bukunya merupakan ciri khas kekurangan pada persepsi visual motor. Akhirnya
anak sering ketinggalan dalam mengerjakan tugas dibanding temannya dan prestasi
sekolahnya nampak memburuk. Buruknya kualitas tulisan, cenderung tidak rapi dan
keluar dari garis, sukar mengikuti garis ketika menggunting merupakan ciri
lainnya pada kekurangan bagian ini.
Kekurangan
persepsi auditor. Sukar untuk membedakan beberapa huruf yang hampir memiliki
kesamaan bunyi seperti b/p, d/t, v/f, lambat dalam menangkap pembiacaraan dalam
kecepatan yang normal meskipun dapat memahaminya bila diberikan pengulangan
dengan kecepatan yang lebih lambat atau sukar mengenali suara yang umum atau
bahkan seringkali didengarnya merupakan ciri pada kurangnya persepsi auditori
ini.
Rendahnya
kemampuan mengingat. Mereka biasanya mengalami kesulitan untuk mempertahankan
apa yang dilihat dan didengarnya dalam waktu yang cukup lama, rendah ingatan
jangka panjangnya, yang seringkali bertahan hanyalah ingatan jangka pendeknya,
itu pun sering terlupakan ketika ditanyakan kembali di lain hari. Pada akhirnya
pengetahuan yang mereka miliki pada umumnya menjadi sangat terbatas. Ini sering
sangat menjengkelkan bagi para guru dan orangtua karena apa yang barusan
diterangkan dan mampu dihapalkan sudah dilupakannya, yang kemarin diajarkan
hari ini sudah tidak mampu diingatnya.
Lambatnya
pemahaman konsep. Gambaran tampak pada bagian ini adalah anak tidak mampu
''membaca'' situasi sosial, tidak memahami bahasa tubuh maupun humor.
Berhubungan dengan konsep waktu mereka juga biasanya sukar membedakan arti
kemarin, tadi, besok, sebelum/sesudah maupun konsep "cepat".
Kekurangan
hubungan spasial dan kesadaran tubuh. Gerakan anak yang nampak canggung, mudah
terantuk dan jatuh, sukar memahami konsep kiri-kanan, atas-bawah,
pertama-terakhir, depan-belakang meruapakan ciri yang paling khas pada aspek
ini. Mereka juga sering tersesat dan kebingungan dalam lingkungan yang justru
mereka kenal seperti rumah atau sekolah. Sangat ceroboh sehingga sering
kehilangan barang seperti pensil, buku, dll. serta sangat berantakan dan tidak
tertata rapi merupakan ciri lain yang bisa diamati.
Pada umumnya
anak-anak dengan kesulitan belajar ini memiliki taraf kecerdasan normal, bahkan
sering di atas normal. Mereka hanya memerlukan cara pembelajaran yang berbeda
(learning difference) sesuai dengan perbedaan fungsi otak dan kekurangan yang
dimilikinya.
Memeriksakan
anak ke seorang ahli perkembangan anak secara multidispliner (dokter anak,
psikiater, psikolog, pedagog, dll) merupakan cara untuk melihat kekurangan yang
mereka tunjukkan, sehingga dapat mengenali pula gaya belajar anak.
Penanganan
terhadap anak-anak dengan kesulitan belajar ini sebenarnya bisa dimulai dengan
mengenali kelebihan yang mereka miliki untuk mengatasi kekurangannya. Ini bisa
dihubungkan dengan konsep multiple intelligence, mereka akan tetap dapat
berhasil pada bidang-bidang khusus yang menjadi kekuatan mereka. Pemanfaatan
gaya belajar yang menjadi unggulan mereka akan sangat membantu mengoptimalkan
potensi dan mengatasi kelemahan yang mereka miliki. Banyak tokoh terkenal yang pada
masa kecilnya mengalami kesulitan belajar namun tetap berhasil di kemudian hari
seperti Albert Einstein, Roosevelt, Sydney Sheldon.
0 Response to "Mengenali Kesulitan Belajar pada Anak"
Posting Komentar